Minggu, 30 Januari 2011

KEMATIAN IMAJINIER.....

Kala rezeki setiap individu manusia telah selesai terpenuhi semua,
Sang Khalik lalu memanggil pembantunya yakni Malaikat Izrail,
Hei Israil :"Cepat-cepatlah kamu turun ke bumi,"sergahnya.
Izrail ( IZ): Ada apa gerangan ya Rabb...
Sang Khalik (SK):"Temui si pulan, bilangin saat ini sudah berakhir nikmat hidupnya.
Dengan secepat kilat meluncurlah sang Malaikat Izrail menuju bumi. Disana Dia bertemu dengan si Pulan.


IZ :Hei si pulan, " Aku dititah oleh sang Khalik tuk mencabutmu nyawamu detik ini".
Manusia (MN): Ah..aku belum siap Tuan....Malaikat.
IZ : Ada apa sehingga kamu menjawab belum siap ? sementara kau telah mengenyam nikmatnya kehidupan selama 63 tahun ??? masih kurang apalagi...?
MN: Bekalku belum ada Tuan, anak-anakku masih kecil-kecil, Ibadahku masih belang betung.
IZ: Itu urusanmu, aku gak peduli dengan kekurangan bekalmu, pokoknya aku datang kesini, tugasku hanya untuk mencabutmu.
MN: Yah gampang Tuan Malaikat.-si manusia sambil memasuki rumahnya dan keluar menemuinya dengan membawa setumpuk amplop berisi jutaan dollar.
MN: Tuan Malaikat... bagaimana jika aku berikan separuh hartaku bagimu, tapi Tuan Malaikat jangan cabut rohku..
IZ : Aku tak bisa menerima sogokanmu, sebab aku telah ditatar oleh Sang Khalik untuk tidak kenal KKN terhadap manusia, jawabnya singkat.
MN : Sekali ini saja Tuan Malaikat, ...apa Tuan Malaikat merasa kurang..??? Semua hartaku kuberikan pada Tuan asal Tuan gak mencabut nyawaku.Beri aku kesempatan terakhir ini ya Tuan Malaikat.
IZ : Sudahlah jangan banyak cingcong, detik ini aku cabut kau.sreeeeeeet buzzzzzzz.
INNALILLAAHI WAINNA ILAIHI RAAJI'UUN.......
dicabutlah roh si manusia tak tahu diri ini lewat kakinya..Na'udzubillahi min dzalik.
Allah Berfirman :" Idzaa jaa a ajaluhum laa yasta'khiruuna saa'atan walaa yastaqdimuun"....."Wa idzaa araada syaian ay yakuula lahu KUN fayakun."


Selengkapnya...

RUMUS MENGHILANGKAN KESULITAN

Setiap kali kita dan siapa saja saat menghadapi kesulitan, mungkin perasaan yang timbul adalah cemas, tidak tenang, panik, jengkel, atau bahkan marah yang gak ada juntrungannya. Semua perasaan tersebut adalah wajar dan manusiawi.


Namun menjadi tidak wajar bila kejengkelan, kepanikan, atau kemarahan tersebut terus berkepanjangan. Karena itu, solusinya adalah kita memperbanyak membaca Istighfar. Dengan beristighfar, hati akan menjadi yakin atas ampunan Allah, sehingga kita menjadi pribadi yang tenang, hati nurani akan hidup, dan kesucuannya akan memercik ke seluruh tubuh dan perilaku kita.Muaranya, setiap kesulitan yang menerpa kehidupan akan mudah ditangani.

Rasulullah bersabda, Barangsiapa tertimpa kesulitan, atau kesusahan, maka hendaklah mengucapkan ASTAGHFIRULLAAH WA ATUUBU ILAIHI sebanyak 1000 x (seribu kali), maka Allah akan menghapuskan segala kesulitan tersebut."
Mari kita amalkan mulai detik ini.

Selengkapnya...

TIPS AWET MUDA...

Seorang Intelektual Barat, Dr. Yuri Nikolayev, mengeluarkan statement menarik, "What do you think is the most important discovery in our time?



The radioactive watches? Exocer bombs? In mu opinion the biggest discovery of our time is the ability to make one self younger physically , mentally, and spiritually trough rational fasting."
"Menurut pendapat anda, apakah penemuan paling penting abad ini? Jam radioaktif? Bom exocet? Menurut pendapat saya, penemuan terbesar di abad ini adalah kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual melalui "Puasa" yang rasional."

Sementara putra sulung Cak Nun [emha ainun najib] mengungkapkan,"Kalau manusia bisa menguak rahasia Amr [perintah]Allah yang di genggaman tangan-Nya terdapat partitur segala sesuatu dalam kehidupan ini, maka kita bisa meracik sesuatu yang sebelumnya terlihat tak mungkin, seperti mengubah pasir dengan campuran tertentu menjadi emas."
Subhanallah.....
Mari kita mulai belajar "Mencoba"saat ini.

Selengkapnya...

Sabtu, 29 Januari 2011

MENANGGUK RINDU......

Berbicara tentang "Rindu" tidaklah ansich melulu dimiliki oleh komunitas anak muda, orang tuapun pasti mempunyai hak rindu pula. Hatta seorang Failosuf, Sastrawan, Para Kyai, Pendekar dan Jawarapun akan selalu merasakan yang namanya rindu.



Entah itu rindu pada sang Kekasih (Tuhan), rindu orangtua, rindu sahabat, rindu saudara di rantau, rindu anak-anak di dusun lain, semuanya berkecamuk. Ach, indah rasanya jika selalu intens mendiskusikan tentang apa yang namanya "Rindu".

Dalam berbagai kamus kata "Rindu" bermakna sifat ingin bertemu, bersua, untuk mencari kepuasan sesaat. Jadi wajar jika ada seseorang yang dirundung rindu akan berusaha untuk selalu ingin berjumpa dengan pujaannya. Entah itu dengan Allah swt,dengan si Dona dan lain sebagainya.

Di usia-usia seperti kita ini, maka rasa rindu sewajarnya ditujukan pada sang Khalik agar perjalanan kita ini akan berdampak positif dan pada akhirnya kita akan menangguk sebuah pencerahan yang abadi. Subhanallah.

Selengkapnya...

MENCETAK ANAK SHALIH........

Membaca topik di atas, seakan-akan menggelikan. Koq anak dicetak, sepertinya membuat kue saja. Padahal dengan pengungkapan kata "cetak" diasumsikan bahwa anak tersebut tak ubahnya "kue". Bayangkan jika kue bisa dicetak ke berbagai tipe dan bentuk, kenapa manusia tidak mungkin ????sebuah pertanyaan yang seharusnya mendapatkan prioritas jawaban.




Sebab kalau tidak, maka persepsi negatif akan bermunculan ke permukaan. Semisal, ada anak yang tidak terarah oleh kedua orangtuanya, dari saking sibuknya, bayangkan sang Bapak pagi-pagi sekali telah menghilang dari rumahnya, juga sang Ibu, pagi-pagi buta sudah menghilang pula berangkat ke kantor masing-masing.Apa yang terjadi dengan anak-anaknya di rumah. Siapa yang mengontrol makannya, mandinya, sekolahnya, belajarnya. Yah paling-paling sang "pembantu" yang menggantikan fungsi dan kewajiban sang Ayah dan Ibu. Bayangkan betapa salah satu kasih sayang seorang Ibu sudah tergantikan oleh tangan-tangan yang tak selembut tangan sang Ibu. Kasian anak-anak .

Maka peran sang anak untuk kita harapkan menjadi anak yang berbakti kepada kedua orangtuanya, tsk akan maksimal. Jangan salahkan mereka jika mereka tak berbakti pada nya. Hanya saja jika andaikata si anak tertanam rasa keagamaan yang tinggi, Insya Allah mereka akan selalu ingat kepada jerih payah mereka (Ibu dan Bpk) saat mereka masih kecil-kecil. Bagaimana jerih payah sosok sang Ibu membesarkan, merawat, mengantarkan ke jenjang kedewasaan, sungguh tak ada bandingannya, rasanya sang anak gak akan mampu membalasnya. Apalah arti uang sejuta dua juta...tak mampu tuk membalsnya. Karenanya, hai anak-anak Indonesia, berbaktilah kalian pada Ibu dan Bapak kalian. hormati mereka, sambangi mereka, tatap mereka, sebab kata Nabi saw, "kemudahan dan keberkahan akan Allah limpahkan kepada seseorang yang selalu istiqamah menatap kedua orangtuanya."

Selengkapnya...

MENDIDIK DENGAN KEIKHLASAN....

Talk about "Educate" tak ubahnya kita membicarakan tentang sosok Dosen, Guru, Pengajar
guru ngaji dan sebagainya. Ada sebuah lembaga Pendidikan tingkat Perguruan Tinggi, dalam mengantarkan mahasiswa/inya ke jenjang "Pergulatan hidup"


para dosennya sekedar mentransfer knowledge dan sains dengan argumentasi "pokoknya" tuntas, sesuai dengan kurikulum atau sylabus yang ada, masalahnya, sudah sejauh mana pemahaman dan pengertian sang mahasiswa terhadap apa yang mereka berikan tak mendapatkan respon positif. Sehingga tak sedikit beberapa mahasiswa mengeluh saat hendak menghadapi UTS atau UAS...ujung-ujungnya meluncurlah kata-kata "yang penting ikut hadir" di ruang ujian, kemudian corat-coret dengan lembar jawaban yang ada.....puncaknya, mau nilai yang bagus yach paling jelek nilai B/C, sungguh ironis kedengarannya.

Kalau sudah demikian adanya perilaku dan gaya mahasiswa kita dewasa ini, bagaimana kelak saat mereka menjadi tokoh masyarakat, pejabat, pemimpin umat, presiden rumah tangga..??? sungguh menghawatirkan. Pertanyaannya, tugas siapakah yang hendak meluruskan kesalahan dan kekurangan mereka ??? Siapakah yang hendak menuntun mereka agar tidak terlalu jauh terjerumus ke lembah yang lebih naif ??? Maka benar adagium Rasulullah saw."Kullukum raa'in wa kullu raa'in mas'uulun 'an raiyyatihi."-setiap individu itu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya." yach tentunya nanti di hadapan Sang Penguasa alam ini.

Karenanya, lewat "kolom Islamic Dictionary" ini saya mengajak rekan-rekan dosen, guru, pengajar, guru ngaji untuk melaksanakan amanat ini "Mengajar dan Mendidik" ini agar dilakukan dengan penuh keikhlasan dan kesabaran. Saya yakin Sang Pangeran akan membalasnya usaha kita itu. "Innallaha laa yukhliful mie'aad"... Allah gak pernah meleset dengan janjinya.".

Selengkapnya...

KITA SEHARUSNYA PASRAH

Kehidupan di dunia ini sudah semakin jungkirbalik, bayangkan mencari kebenaran sudah semakin sulit. Mencari orang jujur sangat langka dewasa ini. Tapi agama tetap menganjurkan malahan mewajibkan umatnya untuk selalu bersifat jujur, amanah dalam menghadapi berbagai tipu muslihat. Sebetulnya orang jujur dan amanah itu sangat indah dan menyenangkan.


Menyenangkan karena dengan kejujuran dan keamanahan hidup kita akan tetap sumringah... menjalani kehidupan sangat menggairahkan. Karenanya, tidak semudah
yang kita inginkan. Sebagai contoh saya ambil contoh di sebuah Lembaga Pendidikan Islam, masih ada saja siswa-siswinya belajar tidak jujur ketika mereka terlambat datang ke sekolah, alasannya klasiknya adalah macet, kesiangan, gak ada yang membangunkan. Ini penyakit sederhana kelihatannya, namun jika terus-menerus hal ini dibiarkan jelas akan menjadikan sebuah ketidak disiplinan yang merata. Ujung-ujungnya para pendidik pasrah.

Rasa sehat, sakit,dan lain-lainnya ini sudah menjadi sunnatullah yang tidak mungkin untuk kita hindarkan. Banyak hamba Allah yang sombong.....berobat kemana-mana, ke singapur, hongkong, canada, amerika, jerman, ujung-ujungnya pasti pasrah kepadaNya.
Oleh karena itu, marilah kita belajar memasrahkan diri segala permasalahan kita ini hanya kepada Sang Khalik semata, Insya Allah kehidupan ini akan indah rasanya. semoga.

Selengkapnya...

Jumat, 28 Januari 2011

MENYIANGI KEHIDUPAN

     Dalam berbagai penataan "Kehidupan" tidak sedikit manusia Muslim terperangkap pada jaring-jaring skularisme, fandalisme, konsumerisme, terkadang pula mereka mengabaikan kaidah-kaidah agama [Alquran dan As-Sunnah] sehingga dalam meniti perjalananannya di atas dunia ini



seakan-akan tidak memiliki pegangan dan panduan yang mampu menjembatani sebuah "niat" untuk terciptanya kehidupan yang "Thayyibah" yang pada akhirnya akan dirasakan tidak hanya oleh mereka sendiri, melainkan oleh orang banyak. Inilah makna "Kehidupan" yang sangat dianjurkan oleh agma kita-Islam. Nabi SAW. sendiri menegaskan ,"Khairu naasi anfa'uhum lin naasi".
     Karenanya, sebagai manusia intelek sudah sewajarnya kita berusaha untuk memaksimalkan kemampuan berpikir kita untuk hal-hal yang sangat bermanfaat dalam perjalanan kehidupan kita sehari-hari. Sebab masih terlalu banyak diantara teman-teman belum memaksimalkan berbagai nikmat yang Allah semaikan pada kita, terbukti dengan adanya pengabaian nikmat tersebut. Katakanlah, nikmat "Waktu", mereka tidak memanfaatkannya pada hal-hal yang positif, apalagi kepada hal yang bernuansa survival... sungguh masih banyak terbengkalai. "Al waktu atsmanu minadz dzahabi" - "The time is science" - "Al waktu kas syaifi, in lam taqtha'hu qatha'aka". Ini hanya segelintir nikmat yang setiap saat selalu bergelut dengan kita...bagimana dengan yang lainnya ???
      Sebagai insan yang mudah-mudahan digolongkan kepada golongan yang mendapatkan RidhaNya, saya hanya bisa berharap dan mengimbau shabat-sahabat di seantero nusantara untuk memaksimalkan waktu seefisien mungkin dalam rangka membenamkan diri terhadap nikmat-nikmaNya. amien.

Selengkapnya...

MEMBANGUN RUMAH ALLAH SWT.

Eksentrik kedengarannya "Membangun Rumah Allah SWT." Apa iya manusia yang digelarkan sebagai hambaNya akan membangun rumahNya in-logic. Tapi memang inilah faktanya, sesuai dengan imbauan Nabi Muahmmad saw.



"Siapa yang membangun masjid, maka Allah akan membangunkan sebuah rumah di surga yang terbuat dari emas, intan, dan manikam. Sungguh rugi rasanya jika ada kemudahan seperti ini, tidak kita manfaatkan sebaik mungkin. Sungguh memilukan andaikata ajakan ini tidak mendapatkan respon yang positif. Sungguh menggetirkan andaikata peluang yang sangat berharga ini tidak kita peluangkan. Ach....mungkinkah masih ada di era globalisasi dewasa ini sosok manusia belum tertarik dan tergugah untuk melicinkan jalan ke surga ???

Tapi, bagi manusia yang selalu mampu memanfaatkan kemampuannya untuk selalu bersyukur dengan berbagai nikmat yang Allah berikan, akan merasa senang dan suka mendengar adanya "Pembangunan Rumah Allah". Mereka akan berlomba untuk saling membantu, baik berupa muril ataupun materil, tenaga, pikiran, harta, do'a dan yang paling kecil kata Nabi saw. diam. "as-Sukuut". Yang paling Allah dan RasulNya tak berkenan adalah mereka yang tak membantu, tak berinfak, tak bershadaqah, namun mereka mencibir dan tak mendukung, malah mendo'akan "Gak mungkin terlaksana, terlalu muluk......" "Allahummah yassir lana umuurana fie binai hadzal masjid." amien.

Selengkapnya...

Kamis, 27 Januari 2011

AMAL SHALIH....

Dalam terminologi Islam, "amal shalih" itu  bukanlah sekedar amal-amal akhirat, tetapi semua karya yang berbasis keimamnan yang juga berarti keteraturan, tertib, kontinuitas, akuntabilitas [amanah], terprogram, dan berdampak bagi  kemaslahatan umum. .
Ini berarti Islam menawarkan sistem pengorganisasian yang andal dan matang. Ada adagium mengatakan :" Al Haqqu bilaa Nidhamin yaghlibuhul baathilu bin nidham."- Kebaikan [yang hak] yang tidak terorganisir dengan baik akan [sangat mudah] dikalahkan oleh kebathilan yang terorganisir dengan rapih [dengan sistem jaringan kerja (network) yang kuat."].

Sahabat Umar bin Khattab membagi golongan orang beramal kedalam tiga tipe:
1. Orang bekerja [beramal] tipe pembantu, ia hanya bekerja sesuai yang diperintahkan oleh tuannya, tidak ada kreativitas dan tidak ada inisiatif. Maka , produk yang dihasilkan sesuai perintah.
2. Orang beramal [bekerja] tipe pedagang, Tipe ini hanya mau bekerja dengan perhitungan untung rugi, yang menguntungkan bagi jangka pendeknya ia lakukan,  sebaliknya jika secara matematis merugikan ia tinggalkan, kerjanya hanya menghitunghitung pahala.
3. Tipe orang beramal karena kecintaannya dengan motivasi pengabdian. Ia akan bekerja sebagus mungkin..Ia akan berusaha memuaskan pelanggan, memuaskan stakeholder dan pihak-pihak mana pun yang harus dilayani


Selengkapnya...

WAHAI ANANDA...!

Bayangkan pada hari Kiamat kamu berdiri telanjang
Dengan perasaan takut, kacau, dan kebingungan.
Bacalah kitabmu, wahai hambaKu, dengan pelan.
Apakah kau melihat di dalamnya satu hurufpun yang tidak ada ?

Manakala kamu telah membaca dan kamu tidak memungkirinya.
Kamu mengakui seperti orang yang menyatakan pengakuannya.
Maka Allah akan memanggil,"Wahai MalaikatKu, ambillah dia.
Seretlah  hamba yang  durhaka ke neraka dengan kehausan"
Kelak orang-orang musyrik di neraka jumpalitan
Sedangkan orang-orang beriman dalam surga
penuh kedamaian.\
.........hati-hati para Hakim.......!!!!!!

Selengkapnya...

Rabu, 26 Januari 2011

DO'A UNTUK SANG KYAI.....

Tuhan,...
Di ujung kesempatan berdesir pintaku melukis wajah sang Kyai
terkapar di pantai pasir gir sereng di prenduan penuh kerinduan
jadikan asa menangguk kepasrahan di belahan pinta itu disangkut jernihnya oase
hingga ada sekeping jawaban nantikan raut wajah yang makin menua



taburkan aroma sorgawi dijejalkan dalam genggaman puisi cinta
Tuhan....
adakah penantian ini tak berujung hingga kami terlelap sendiri ?
adakah kerinduan ini terobati dengan sapa para Malaikat di Gunung Tursina
adakah pinta itu dilayarkan lewat gelombang air mata
jauh nun disana di kota mati sendiri lari
bawa sekeping rindu semburatkan cintaku pada sang kekasih lara
di seberang penantian ada bingkai dilukis arsy
dan para santri tertunduk di bawah pohon kelapa ratapi sangsi Ilahi
Tuhan...
berita yang tersangkut itu dikibarkan lewat getaran candunya rasa
dan ada pula yang berkata :
"Siapakah taburkan garis-garis putih di ranjang kesembuhan...
"Siapakah lembayungkan warna yang tersangkut di ufuk itu
"Siapakah sibakkan gelombang serdadu dalam langkah menuju pusara...
Dialah yang tapaki makna puisi di aliri kerinduan sendiri.
Tuhan...
pejamkan sakit ini di kelopak para Auliya'
ranumkan dia dan aku segalanya agar aku datang tepat waktu...
di batas tepi roh
di langkah cabutan
di pusara ada sapa
sebatas lingkaran di alam kesendirian.
Subhanallah....Allahu Akbar......
Dan hari ini kugelombangkan seadanya
sebagai teman tidurku di liang sana
sendiri dan aku menunggunya
dengan alunan ayat-ayat Ilahi.

Selengkapnya...

BELAJAR SABAR DAN IKHLASH...

Sabar dan Ikhlash sebuah rangkaian kata yang sulit untuk dipisahkan, tak ubahnya seperti setali tiga uang. Kata sabar dan ikhlash mudah diucapkan dan sulit tuk dipraktekkan. Sang Kyai, Ustadz, Guru ngaji   menganjurkan jemaahnya untuk selalu berlaku sabar dan ikhlash terhadap problematika kehidupannya.

Sungguh berat rasanya jika kita tidak mau berlatih untuk bersabar dan ikhlash. Memang bersabar dan berikhlash itu merupakan puncak ibadah yang selama ini kiita ketahui. Coba bayangkan, semisal contoh; kita sebagai sosok pendidik [Guru] akan pasti menjumpai murid-murid yang bermasalah, apa itu yang namanya terlambat masuk kelas, tidak bawa tugas PR, ribut sambil mukul-mukul meja, membuat ribut dan mengganggu kelas sebelahnya.....waduh....sangat berat rasanya menjadi Guru yang sangat terkenal dengan sebutan...Pahlawan tanpa jasa.

Yah....saya hanya bisa berharap semoga rekan-rekan guru di seantero nusantara untuk selalu bersabar dan berikhlash dalam bertugas mengajar dan mendidik anak muridnya.....dan semoga ilmu yang kita transferkan pada mereka akan menjadi bekal yang abadi di dunia dan akhirat. amien.

Selengkapnya...

MENUNGGU KEMATIAN...

Setiap manusia pasti akan merasakan dan menjumpai "  kematian". Manusia, termasuk kita tinggal menunggu giliran untuk berangkat menuju kematian. Bila kematian itu datang tak ada kekuatan dan daya upaya untuk dapat mencegahnya. Kematian tidak kenal KKN, tidak seperti manusia di kala hidup di dunia, apapun bisa dilakukan asal kemauannya bisa tercapai.

Banyak manusia yang masih belum siap untuk merasakan kematian, alasannya bervariasi, ada yang mengatakan masih belum ada bekal tuk akhirat, ada juga yang berargumentasi, anak-anak masih kecil, cucu masih belum berjodoh, rumah belum lunas, kartu kredit numpuk. Yang menjadi permasalahan adalah "Kapankah manusia itu akan siap menghadapi kematian ????" Ingat lho.....kematian itu datangnya sekonyong-konyong-tiba-tiba, gak ada pemberitahuannya, gak kenal malam gak kenal siang, gak kenal muda gak kenal tua, gak kenal sehat gak kenal sakit, tinggal menunggu "KUN"......"Waidza araada ayyakula lahu kun fayakun..."

Maka agama menuntun penganutnya untuk selalu mawas diri dan selalu berusaha untuk memperbanyak mencari bekal tuk akhirat, yakni dengan memperbanyak ibadah kepadaNya, semisal....berlatih untuk menjaga berwudlu', mendawamkan berdzikir, memperbanyak shalat sunnah, berinfaq, bershadaqah, berkata jujur, amanah, menuntun kejalan yang lebih lurus, sungguh bahagia bagi mereka yang telah akan berupaya untuk melaksanakan semua itu, dan dari problematika kehidupan semacam ini, pastilah kita akan dihantarkan ke jenjang yang lebih elegan baik itu dimata manusia maupun dimata Allah SWT.

Kini semakin terang, apa yang bakal kita persiapkan, tinggal kitanya sendiri...mampukah kita memerangi penyakit itu semua ???? mari kita berniat baik untuk merobah perilaku yang tidak baik menjadi baik, beribadah malas menjadi lebih rajin lagi. Insya Allah semua itu akan Allah robah sesuai dengan upaya dan ikhtiar kita. "Innallaha la yughayyiru ma biqaumin hatta yughaiyiruu ma bianfusihim."

Selengkapnya...

KIAMAT...

Dalam bahasa agama, "Kiamat" itu ada dua macam, pertama, Kiamat Sughra [kecil], dan yang kedua, Kiamat Kubra [besar]. Salah satu tanda-tanda Kiamat Sughra adalah "Kematian".Memang tidak ada tanda-tanda yang pasti akan datangnya kematian kepada seseorang.


Bahkan kematian itu datang dengan tiba-tiba. Ada syair termasyhur menyatakan,"Betapa banyak orang yang sehat mati tanpa sakit
                                      Sedangkan yang sakit masih hidup beberapa lama".

Karenanya, seseorang diminta untuk selalu mempersiapkan diri untuk menyambut kematian yang akan datang. Sesungguhnya kematian itu telah ditentukan oleh Allah SWT."Maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat [pula]memajukannya."QS.Al A'raf:34.
Adapun Kiamat Kubra Allah telah memberi tanda-tanda yang menunjukkannya bahwa ia telah dekat dan hampir terjadi.,lihat QS.Muhammad: 18 dan QS. al-Qamar:1.
Ada tiga katagori tanda-tanda kiamat yang lain: 1] Tanda-tanda yang telah datang dan berlalu. 2] Tanda-tanda yang telah datang dan terus terlihat jelas oleh manusia.3] Tanda-tanda yang belum datang sama sekali.sabda Nabi  saw."Aku telah diutus; sedang aku dan hari kiamat adalah seperti dua jari ini." sabda Nabi saw. yang lain:"Hitunglah enam tanda sebelum datangnya hari kiamat: Kematianku, terbukanya Baitil Maqdis, dua penyakit maut yang akan merenggut kamu sebagaimana singa-singa yang menerkam kambing."Dan yang paling populer sabda Nabi saw tentang tanda-tanda datangnya hari kiamat adalah :Ilmu akan diangkat, kebodohan merajalela, banyak perzinahan, banyak minuman keras, sedikit laki-laki dan banyak perempuan, bandingannya laki-laki satu berbanding lima puluh perempuan."HR.Bukhari dan Muslim, dari Anas r.a.

Selengkapnya...

Selasa, 25 Januari 2011

ALHAMDULILLAH...

Kata ini sudah tidak asing lagi bagi telinga setiap insan muslim, tentunya seorang Muslim yang selalu berpaut dalam hatinya rasa iman kepada Allah swt. Hal akan terjadi dimana seseorang saat mendapatkan limpahan nikmat dari Allah swt. pastilah kata alhamdulillah meluncur dari bibir kita.


Tanpa ada persiapan sebelumnya, inilah yang dimaksud dengan keagungan Nya. Tapi saat ini banyak hamba Allah yang telah mulai sombong dengan Tuhannya, terbukti dengan semakin tipisnya dan kurangnya mengucapkan kata "Alhamdulillah" terhadap berbagai nikmat yang Dia kucurkan pada kita. Kesucian hanya milik Allah semata. Makhluk seperti kita ini tak berhak tuk menyebutkan rasa kesakralan. Dialah sang empunya satu-satunya.

Sungguh, keterlaluan rasanya jika masih ada manusia sesombong qarun dewasa ini. Tak mau mengucapkan "Alhamdulillah" pada setiap ia mendapatkan curahan nikmat dari Allah swt. Pasti manusia semacam ini akan sudah pasti dilaknat oleh Allah kelak, baik semasih ia hidup di alam yang fana ini, ataupun kelak ketika ia hidup di alam baka. Tinggal kita sekarang maukah dan adakah hasrat mempersiapkan dan belajar untuk membiasakan mengucapkan kata "Alhamdulillah" pada setiap kesempatan sumringah, agar Allah senantiasa eksis mencurahkan berbagai nikmatNya pada kita dan anak cucu kita," Rabbbana hablana min azwajina wa dzurriyatina qurrata 'a'yun waj 'alna lil muttaqina imaama.".

Selengkapnya...

IBU...

Jika kita benyebut nama Ibu, Insya Allah kita tak akan lupa dengan kata yang bernama ayah. Keduanya adalah sosok yang wajib kita hormati dan sayangi. Dari dan dengan merekalah kita bisa seperti sekarang ini.


Saya yakin andaikata mereka tidak merestui kita, sudah pastilah kehidupan kita tak akan seperti saat ini. "Ridhallahi fie ridhal waalidaini, Wa sukhtullahi fie sukhtil waalidaini." Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, masih adakah sosok anak dewasa ini yang selalu menomorsatukan Orangtua ? tentu jawabannya bervariasi. Yah ada yang menjawab ada, tapi adapula yang mempunyai argumentasi lain... hormat dan sayang kepada orang tua yah tetap ada, tapi kita saat ini kan sudah punya tanggungjawab masing-masing, ada isteri, ada anak, ada cucu dan lain sebagainya. Suatu kesempatan Rasulullah saw pernah ditanya oleh sahabat," Ya Rasulullah, harta  yang aku meiliki saat ini adalah hasil jerih payah kami, masih berhakkah orangtua kami terhadap harta tersebut ????" Dengan tersenyum Rasulullah menjawab,"Semua harta yang kau usahakan itu semua milik orangtuamu." Mendengar jawaban Nabi saw. sahabat itu tertunduk sambil meneteskan airmata. Ini bisa terjadi karena sombongnya si anak terhadap orangtuanya. Si anak setelah sukses, setelah manjadi orang kaya, setelah menjadi pejabat, lupa pada kedua orangtuanya, sungguh sangat memilukan. Masih ingatkah kita cerita Tsa'labah yang sulit dalam sakaratil mautnya gara-gara pernah melukai perasaan ibunya ??? sampai-sampai Nabi saw akan membakarnya ???
Alangkah bahagianya saudara yang masih memiliki orangtua yang masih hidup....tataplah..tataplah mereka kata Nabi saw. pasti keberkahan akan selalu mengiringi langkah kita, amien.

Selengkapnya...

NEGATIVE THINKING

Negative thinking dalam bahasa agamanya disebut dengan "Suudhan" alias selalu berprasangka salah terhadap kegiatan orang lain. Entah orang itu berbuat dengan sepenuh hati, keikhlasan yang tinggi, hanya lillahi ta'ala semuanya tetap akan mendapatkan penilaian yang kurang baik. Itulah tabiat yang sangat dimurkai oleh Allah juga kekasihNya-Nabi Muhammad SAW.



Dewasa ini perilaku semacam ini sudah terlalu biasa kita temui di berbagai disiplin kegiatan manusia modern seperti kita ini. Sebagai contoh; tak sedikit umpamanya di sebuah Perusahaan, karyawan yang satu melihat sebelah mata terhadap karyawan lainnya hanya gara-gara dia rajin dalam bekerja, aktif, dan selalu on time. Apa yang muncul... Ach itu cari muka, ingin di puji, agar tergolong soisok rajin dan lain sebagainya. Juga bisa terjadi di sebuah Lembaga Pendidikan, baik itu di tingkat SD, SMP, SMA sampai ke Perguruan Tinggi, ada saja keluarga besar Lembaga ini yang menyandang tabiat Negative Thinking terhadap rekan sejawatnya. Padahal jika kita sadar, bahwa sifat semacam itu sesungguhnya Agama melarangnya, sampai-sampai Rasulullah menegaskan dan mengumpamakan orang yang demikian itu tak ubahnya seperti "Api yang membakar kayu bakar".

Sementara agama islam menganjurkan pemeluknya untuk selalu bersifat "Positive Thinking" alias "Berprasangka baik." Apapun yang dilakukan seseorang, orang yang bertabiat positive thinking akan selalu menilai dan menganggap perbuatan yang dilakukan oleh orang lain itu "Baik". Jika demikian, maka Allah akan menuliskan padanya segumpal keberkahan, seonggok kemudahan terhadap seseorang yang memiliki prasangka yang baik. Insya Allah hidup akan berkah, hidup akan damai, hidup akan tenteram dan pada akhirnya, mereka akan digolongkan oleh Pangeran sesembahan kita kedalam golongan orang-orang yang sukses. Yakni sukses di dunia dan sukses di akhirat. amin.

Selengkapnya...

GELAR BODOH

Saat Allah akan menggelar hajat sejuta tahun yang lalu, Allah panggil para Malaikat, Gunung, Langit, Bumi untuk mengemban sebuah amanat dariNya. Namun apa yang terjadi semua itu menolaknya dengan argumentasi yang sama "tidak mampu". Padahal hajat itu, hajat terbesar yang selama ini Allah adakan.

Itulah yang namanya makhluk yang tawadlu'-tahu diri,"Al-Mar ul ladzi ya'rif annahu la ya'rif". Sebuah sifat yang sangat agung di mata Allah, namun demikian sifat yang agung ini, kini mulai luntur atau kalau bisa dikatakan sudah tak ada lagi bekasnya pada setiap makhluk yang namanya "manusia". Akan tetapi manusia tetaplah manusia, mereka bertabiat, rakus, loba, iri, dengki, takabbur, sombong, angkuh, sok pintar, mau menang sendiri, sok cantik, sok ganteng semua menghablur pada diri manusia baik yang jadul ataupun yang sudah banyak makan asam garam kehidupan.

Lucunya hajat itu, sekarang telah dinakhodai oleh yang namanya "Manusia". Makhluk Allah yang satu ini, super sibuk dalam hal mencari dunia. Mereka gak kenal siang gak kenal malam, hujan lebat, halilintar bersautan, petir saling menyambar tidak menjadi penghalang baginya. Satu tujuannya harta yang banyak. Semisal; rumah harus bagus, kendaraan bertengger di halaman rumah, gaji gede, istri tercantik di lingkungannya dan kalau bisa se desanya, semua anak-anaknya berpendidikan tinggi, setinggi bintang di langit, sebab motto hidupnya, "Hang your idea as the star as the sky". Waduh hebat kedengarannya... Namun mereka tidak menyadari, bahwa semua apa yang mereka kejar itu bak fatamorgana, semakin kita cari semakin jauh tuk kita dapati.

Karenanya, yuk mumpung Allah masih kasih kesempatan kita bernafas, Allah kasih nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat bisa menelan, nikmat bisa berkedip, nikmat bisa minum dan makan, semua itu kita syukuri dengan arti syukur yang sebenar-benarnya syukur. Asy syukru huwa wadl'u syai' 'ala makaa natihi,Bukan syukur yang lip service-lain di bibir lain di hati.
Sebab harus kita akui bahwa yang bodoh itu adalah "kita" yang bernama manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak menyadarinya. "Kal hayawan bal hum adhal" ini gelar yang disandangkan Allah kepada yang namanya "Manusia". Sungguh bodoh manusia...

Selengkapnya...

AIR MATA DAN CINTA

airmata mengalir atas sajadah kala Tuhan memanggilku di subuh itu,
sementara langkah serdadu tua lukisi bingkai wahyu yang stersendat-sendat di ufuk cinta
sambil lantunkan serpihan firman dalam lembaran ayat-ayatNya
gemuruh langkah anak-anak telanjang dada telanjang kaki
sertakan airmata di tilep kain sapu tangan dari sang Raja Majapahit
hingga ada panggilan menanti keakraban dua anak Tuhan...

di belahan bumi yang sekian hari semakin dekati Kiamat
dan seorang Gadis berkulit keemasan lunglai di teras mushalla yang kubangun dua tahun lalu
hasil jerih payah keringat yang mengucur di lereng-lereng tebing kampungku
seorang nenek tua bangkit dari kuburan dengan kain kafan yang utuh
sambil memanggilku tuk ikut berdarmawisata ke Nirwana
aku siapkan kain, sajadah, tasbih dan sorbanku pemberian sahabatku di Ibukota
dan aku kerudungkan pada punggungku agar menjadi terapi rasa cintaku padaNya
dalam sekejap terkesiap cintaku dibelai rasa kangen pada para Malaikat.

Cinta yang tersangkut di pucuk cemara itu kibarkan rasa rinduku
yang dilukis di altar kesunyian tandakan kesatuan disisir kerinduan
pada sahabat yang jauh disana
pada kekasih yang ciumi lembaran firmanNya
pada kerinduan sang pencabut kesyahduan
di sudut malam alunkan sapa
di kegelapan sirami kekeringan
di kekemarauan rasa cinta yang dijual di pinggiran trotoar
Malioboro
atau pantai pesisir talang siring di pulau madura
atau pantai selopeng hiasi bibir pasir-pasir
sertakan airmata dan cinta.
percayalah.

Selengkapnya...

Senin, 24 Januari 2011

MEMBEDAH ILMU-ILMU SYARIAT

     "Pelajari ilmu yang memperbaiki ketaatan, akidah dan yang membersihkan hati, niscaya kamu menjadi orang paling gemerlap. Ketahuilah bahwa ketiga ilmu tersebut adalah fardlu 'ain. Amalkanlah, niscaya kamu selamat dan berderajat tinggi."[Syeikh Zaenuddin bin Ali Al-Mi'bari Al-Malibari].
     Untuk melejitkan kecerdasan hati, maka hanya dengan Ilmu-ilmu syariatlah yang menjadi syarat utama.

Pada prinsipnya hanya ada tiga komponen, yaitu
1. Ilmu yang dapat memperbaiki Ibadah, yaitu ilmu tentang hukum-hukum yang sangat fenomenal [Ilmul hal], seperti ilmu tentang wudlu',shalat, puasa, zakat, haji dan mu'amalah sehingga sesuai dengan syariat yang sakral. Selain itu, juga ilmu tentang yang halal, haram, mubah dan makruh.
2. Ilmu yang memperbaiki keyakinan, yaitu ilmu-ilmu yang dapat menjaga hati dari bias-bias bid'ah dan keraguan, serta ilmu-ilmu tentang keyakinan yang sesuai dengan akidah Ahlus Sunnah Wal jamaah.
3. Ilmu yang memperbaiki hati, yaitu ilmu-ilmu yang dapat membersihkan dan menyucikan hati dari akhlak-akhlak tercela, seperti takabbur, riya', hasud, rakus, dan penyakit hati lainnya. Sementara dalam istilah sufisme, ada tiga hal yang merupakan setali tiga uang, yaitu, syariat, Tarikat dan Hakikat. Ketiga Ilmu diatas adalah syariat. Ada adagium cukup terkenal, "Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia." Imam Malik berkata, "Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat."

Selengkapnya...

KUTITIPKAN ILMU DAN AMAL UNTUKMU

     Ilmu dalam kajian referensi manapun akan selalu menarik untuk kita telaah dan diskusikan. Hal ini disebabkan dengan ilmulah manusia akan diangkat derajatnya oleh Sang Pencipta Alam ini, dan dengan ilmu pulalah manusia akan merasa ringan dan mudah dalam menghadapi lika-liku kehidupan yang serba teka-teki ini.

Karenanya Rasulullah saw menganjurkan umatnya untuk selalu intens melakukan pencarian dan kajian, agar pola pikir[intelektual],tindakan keseharian [muamalah] akan sejalan dan serasi. Ada adagium lama mengatakan "Ilmu tanpa amal bagaikan kehidupan tanpa roh", sementara "Amal tanda ditopang oleh Ilmu" tak ubahnya seperti ombak yang berkejaran menepi bibir pantai. Ilmu dan Amal harus sejalan seiring, kemana mereka berjalan keduanya harus kompak, satu sama lain saling menupang. Tidak bisa kehidupan ini hanya berlandaskan Ilmu ansich, atau sebaliknya, kehidupan ini harus ditegakkan dengan Amal. Ini merupan asumsi dan persepsi yang keliru, Sang Khaliq menegaskan," Carilah akhiratmu tuk kehidupanmu kelak disana, tapi jangan lupa carilah Dunia sebagai bekal menuju kesana.
     Lain lagi jika kita berbicara tentang "Amal". Sebuah ibadah yang dilakukan seseorang [hamba] Allah saat ia masih diberi kesempatan nikmat untuk berbuat. Tentunya berbuat yang mampu menggerakkan umat lainnya, dengan kata lain "bermanfaat' terhadap kelangsungan mereka. Ingat...sabda Nabi saw. "Sebaik-baik manusia adalah manusia yang selalu mendatang manfaat terhadap manusia lainnya." Yang menjadi masalah ialah, Ilmu dan Amal yang bagaimana menurut kacamata Sang Pangeran yang harus kita implementasikan dalam kehidupan yang serba fana ini ????? Apakah kita yang berprofesi sebagai Guru, Dosen, Guru Besar, cukup dengan sekedar mentransfer ilmu kita kepada murid, mahasiswa ???? atau kita beramal, berinfaq, bersedekah, berzakat sekedar  mengikuti anjuran yang qath'ie ??? Naif sekali.....lebih jauh dari itu semua, adalah adanya keikhlasan dan keistiqamahan kita dalam berkarya di berbagai disiplin aktifitas, sabda Nabi saw,"Allah sangat mencintai sebuah amal ibadah walau kecil namun dilakukan secara kontinuitas. Dan Allah sangat murka dengan aktifitas hambaNya, banyak tapi hanya dilakukan sesaat saja.:

Selengkapnya...

Minggu, 23 Januari 2011

OTAK



Ibn 'Arabi menyebutkan bahwa ada enam fasilitas dalam diri manusia yang dapat digunakan untuk mempersepsi, yaitu pendengaran,  penglihatan, penciuman, perabaan, perasaan dan pikiran. Pikiran dihasilkan oleh mekanisme kerja otak. Otak bekerja berdasarkan daya-daya yang  dimilikinya. Imam Al-Ghazali menunjukkan  lima daya otak, yaitu daya khayal, daya pikir, daya ingat, daya hafal, dan daya berasa partisan (Sensus komunis).

Dalam sebuah penelitian, para ahli saraf kontemporer menunjukkan kemampuan otak manusia yang sungguh luar biasa. Dalam istilah bahasa Arab, otak disimbolkan dengan dimagh atau Mukhkh. Taufik Pasiak menyebutkan ada tiga fungsi otak yang membuatnya berbeda dari yang lain., yaitu fungsi emosi, fungsi rasional eksploratif  atau fungsi kognisi dan fungsi refleksi.[Taufik Pasiak Revolusi IQ/EQ/SQ  antara Neorosains dan Al-Quran, op.cit. hlm. 271], Tulisnya, Otak [encephal] dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu rhombencephalon atau hindbrain [otak belakang] atau disebut juga dengan otak reftil , mesencephalon atau midlbrain [otak tengah] atau disebut juga dengan otak mamalia, dan proencephalon atau forebrain [otak depan] atau disebut juga dengan neokorteks [Ibid, hlm. 65].

Bobibi DePorter dan Mike  Hernacki menunjukkan bahwa otak  reftil bertanggungjawab atas fungsi-fungsi motor sensor, yaitu pengetahuan tentang realitas fisik yang berasal dari pancaindera. Otak ini berkaitan dengan insting mempertahankan hidup.[Bobbi DePorter dan Mike  Hernacki, Quantum Learning [Bandung: Kaifa,2003], hlm.26. Otak reftil terdiri dari cerebrum [cerebellum atau otak kecil, pons [jembatan] dan medulla oblongata. Dua bagian terakhir bersama-sama dengan mesenphalon membentuk batang otak [brainsteam atau truncus celebri] yang menjadi jembatan antara belahan otak dan saraf tulang belakang. Perannya sangat penting, yaitu mengatur pernafasan dan koordinasi gerakan tubuh, demikian Taufik Pasiak tulis dalam bukunya, op. cit., hlm. 72..

Selengkapnya...

Welcome

Welcome to HABA INSTITUTE


where you can find all about islamic religion in here.

this is my new blog for discuss about islamic religion...
so if you want to know about islamic , you can ask in here. Selengkapnya...