Kamis, 06 Maret 2014

MENUNGGU RASA MENANGGUK DUKA......

 Dalam hening awan berarak melukis bingkai kesendirian,
di gelap mata nanar tancapkan kerinduan,
pada siapa tatapan asa kibarkan aroma nirwana,
menyapu diri meminta asa tersangkut di wajahmu layu,
dan serpihan itu terbang bersama awan mengibas kelabu,
satukan sukma jadikan bongkahan cita di angkasa raya,
bak para Malaikat turun membawa secangkir anggur merah,
kibaskan diri pada wajah seorang Raja angkara murka
dan ditancapkan pada dada kecongkakannya.

Dalam gelap aku sendiri mengais pecahan asa,
jelujur diri dengan kanfas lusuh di altar iu,
sesekali ku lambaikan pinta itu dalam-dalam
selimuti dinginnya sekepak doa di sudut kamar,
yang pasti ada sejumput asa dilukis bersama Gatotkaca,
atau Sang Pangeran Diponogoro,
merangkak-rangkak telusuri tetesan rintik di bibir dedaunan,
jatuh satu-satu di jemari para prajurit,
berdarah-darah sambil berteriak-teriak :
Hei......menolehlah kalian..!!!!!!
Hei .....Kembalilah kalian !!!!!!
Hei..... Kibarkan Sang Saka !!!!
dan tancapkan tonggak perdamaian abadi di lautanmu,
agar semua pada tau bahwa peperangan itu hanya satu,
KEBODOHAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberikan Komentar atau Pertanyaan jika ada yang ingin ditanyakan