Senin, 26 Desember 2011

TAHUN BARU KUKENANG DIKAU........

Lima puluh tahun yang lalu, Allah swt. lewat sosok Ibu yang sangat sederhana lahirlah diriku sebagai seorang bayi yang seperti anak kebanyakan. Aku menangis mengisyaratkan bahwa aku butuh setetes air susu Ibu. Namun Ibu masih tergelepar seorang diri, berlumur darah dan nafas yang terengah-engah. Hanya seorang nenek tua membantunya ala kadarnya. Dialah satu-satunya harta yang tak ada bandingannya di mataku saat ini. Tak ada harta apapun yang mampu menggantikannya, antara hidup dan mati. "Allahumaghfir laha war hamha wa'afiha wa' fua'anha". Do'a seperti ini yang dulu pernah ust. aku mengajarkan padaku, disetiap ba'da shalat aku lantunkan do'a ini, sekedar pengganti daya upaya beliau 56 tahun yang lalu. Bertahun-tahun rasanya beliau berdua tak pernah merasakan kebahgiaan hidup di dunia, kesehariannya selalu dihadang oleh ketidakpastian, kekurangan, kesedihan, kemelaratan, air mata, peluh, rasa penat yang mengkungkungnya seakan tak dirasakannya Allahu Akbar...Subhanallah' Hari ini aku mengenangnya, 1 januari tepatnya tahun seribu sembilan ratus lima puluh enam tahun yang lalu, pertama kali aku mengenal dunia ini.Dengan jerih payah, aku dibesarkan dengan do'a dan kepasrahan kepada Allah swt.Tak ada cita-cita yang tertancap di kalbunya agar anaknya menjadi orang besar, pejabat, konglomerat....tidak, yang ada adalah senandung do'a yang diajarkan oleh KH.Jauhari Khatib (Alm)"Jadikan anak-anak kami anak yang shalih, bermanfaat di dunia dan akhirat." Sebuah lantunan do'a yang biasa............namun dibalik do'a tersebut ada sesuatu yang lain dari do'a-do'a yang lainnya.

Kini aku sudah menginjak usia 56 tahun, dengan seorang istri dan empat orang anak. Alhamdulillah aku sudah menyelesaikan pendidikan S.2, sementara Istriku sudah selesai S.1, anak pertamaku juga menyelesaikan pendidikan hingga S.2 dan alhamdulillah Allah pertemukan dengan sosok wanita sebagai istrinya juga alumni S.2 UI. sementara yang kedua, sudah menyelesaikan S.1 dan yang ketiga baru smester VII, dan yang bontot baru SD kelas II, alhamdulillah......Engkau anegerahkan kemudahan bagi keluarga kami....aku yakin bahwa semua ini berkat do'a Ayahku dan Ibuku (alm).Terima kasih ayah, terima ksih Ibu....semoga kau berdua ditempatkan disisiNya. amien. Selengkapnya...

DUA JALAN.......

DUA JALAN...... Kehidupan manusia di dunia yg serba fana ini, pastilah akan bertemu dengan yang namanya kesulitan dan kemudahan, kesedihan dan keceriaan,keberuntungan dan kerugian, kebahagiaan dan kesengsaraan, itulah yang namanya sunnatullah. Tapi ada juga sosok manusia yang sombong dan takabbur kepada sang pencipta alam ini juga kepada kanjeng nabi Muhammad saw. Sangat keterlaluan memang, tapi mau dikata apa,mereka berargumentasi bahwa segala kesuksesan, kekayaan, martabat, pangkat yang mereka raih katanya hasil dari usaha dan jerih payahnya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan-Nya. Sungguh keterlaluan manusia semacam ini.Bagi manusia yang berakal,-ulul albaab- tentulah akan menyadari sepenuhnya bahwa sesuatu yang kita raih saat ini tidak terlepas dari campur tangan Alah SWT.Kita jadi orang kaya, jadi pejabat, jadi konglomerat, jadi konsultan, praktisi hukum dan lainnya, itu semua adalah kehendak Tuhan setelah kita berupaya sekuat tenaga, "Fa idza 'azamta fatawakkal 'alallaah".

PUSAT INFORMASI DAN KONSULTASI HABA INSTITUTEDalam prespektif agama, manusia itu akan disodorkan oleh Allah dua jalan untuk dipilih dalam sepenuh hidupnya, Fujur dan Taqwa. Kanan dan kiri, gelap dan terang, celaka dan selamat, tinggal kita sendiri yang diminta oleh Allah, mau yang mana...???? Banyak diantara kita dalam perjalanan hidupnya memilih jalan fujur. Suatu jalan yang hanya mementingkan kehidupan sementara, kenikmatan sesaat, mereka sudah tidak mengenal dengan apa yang Sang Khalik serukan, "Faman ya'mal mitsqaladzarratin khairay yarah, wa may ya'mal mitsqala dzarratin syarray yarah," Tapi ada juga sahabat kita yang namanya manusia memilih jalan taqwa, sepanjang perjalan hidupnya,tidak terlepas dari nuansa agama, dari mencari rezki, mendidik anak istri, mengajar, berorganisasi, bermasyarakat, semuanya berkiblat pada aturan agama. Jika baik ia lakukan jika tidak baik ia tinggalkan, jika merugikan pihak lain ia tidak lakukan, dan jika mendatangkan kebahagiaan dan kemanfaatan orang lain dengan senang hati ia lakukan. Sungguh mulai manusia semacam ini. mari kita mulai mencontoh dan melaksanakan mulai detik ini. amien.
Selengkapnya...

Jumat, 23 Desember 2011

DERITA BERKEPANJANGAN...

Siapa sich yang mau dibelit penderitaan berkepanjangan ???? aku kita di dunia ini gak mngki ada seorang manusia menginginkannya. Mungkin ada satu dua..tentunya orang yang tidak waras. Penderitaan itu bisa muncul karena ulah diri kita sendiri....sebab kata Allah," Allah tidak akan merobah nasib seseorang jika dia tidak merobah dirinya sendiri." Ya mungkin banyak anak manusia menderita karena kebodohannya, ada juga karena kemalasannya, atau karena idak mampu berkomunikasi, yach akibatnya penderitaan demi penderitaan datag bertubi-tubi. Karenanya mulai saat ini mari kita berjuang dalam hidup ini sekuat mungkin agar yang namanya penderitaan itu tidak mendekati kita. Semoga imbauan ini menjadi cemeti bagi kita untu perjalanan panjang kita. amin.

Selengkapnya...