Selasa, 25 Januari 2011

AIR MATA DAN CINTA

airmata mengalir atas sajadah kala Tuhan memanggilku di subuh itu,
sementara langkah serdadu tua lukisi bingkai wahyu yang stersendat-sendat di ufuk cinta
sambil lantunkan serpihan firman dalam lembaran ayat-ayatNya
gemuruh langkah anak-anak telanjang dada telanjang kaki
sertakan airmata di tilep kain sapu tangan dari sang Raja Majapahit
hingga ada panggilan menanti keakraban dua anak Tuhan...

di belahan bumi yang sekian hari semakin dekati Kiamat
dan seorang Gadis berkulit keemasan lunglai di teras mushalla yang kubangun dua tahun lalu
hasil jerih payah keringat yang mengucur di lereng-lereng tebing kampungku
seorang nenek tua bangkit dari kuburan dengan kain kafan yang utuh
sambil memanggilku tuk ikut berdarmawisata ke Nirwana
aku siapkan kain, sajadah, tasbih dan sorbanku pemberian sahabatku di Ibukota
dan aku kerudungkan pada punggungku agar menjadi terapi rasa cintaku padaNya
dalam sekejap terkesiap cintaku dibelai rasa kangen pada para Malaikat.

Cinta yang tersangkut di pucuk cemara itu kibarkan rasa rinduku
yang dilukis di altar kesunyian tandakan kesatuan disisir kerinduan
pada sahabat yang jauh disana
pada kekasih yang ciumi lembaran firmanNya
pada kerinduan sang pencabut kesyahduan
di sudut malam alunkan sapa
di kegelapan sirami kekeringan
di kekemarauan rasa cinta yang dijual di pinggiran trotoar
Malioboro
atau pantai pesisir talang siring di pulau madura
atau pantai selopeng hiasi bibir pasir-pasir
sertakan airmata dan cinta.
percayalah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberikan Komentar atau Pertanyaan jika ada yang ingin ditanyakan