Senin, 24 Januari 2011

MEMBEDAH ILMU-ILMU SYARIAT

     "Pelajari ilmu yang memperbaiki ketaatan, akidah dan yang membersihkan hati, niscaya kamu menjadi orang paling gemerlap. Ketahuilah bahwa ketiga ilmu tersebut adalah fardlu 'ain. Amalkanlah, niscaya kamu selamat dan berderajat tinggi."[Syeikh Zaenuddin bin Ali Al-Mi'bari Al-Malibari].
     Untuk melejitkan kecerdasan hati, maka hanya dengan Ilmu-ilmu syariatlah yang menjadi syarat utama.

Pada prinsipnya hanya ada tiga komponen, yaitu
1. Ilmu yang dapat memperbaiki Ibadah, yaitu ilmu tentang hukum-hukum yang sangat fenomenal [Ilmul hal], seperti ilmu tentang wudlu',shalat, puasa, zakat, haji dan mu'amalah sehingga sesuai dengan syariat yang sakral. Selain itu, juga ilmu tentang yang halal, haram, mubah dan makruh.
2. Ilmu yang memperbaiki keyakinan, yaitu ilmu-ilmu yang dapat menjaga hati dari bias-bias bid'ah dan keraguan, serta ilmu-ilmu tentang keyakinan yang sesuai dengan akidah Ahlus Sunnah Wal jamaah.
3. Ilmu yang memperbaiki hati, yaitu ilmu-ilmu yang dapat membersihkan dan menyucikan hati dari akhlak-akhlak tercela, seperti takabbur, riya', hasud, rakus, dan penyakit hati lainnya. Sementara dalam istilah sufisme, ada tiga hal yang merupakan setali tiga uang, yaitu, syariat, Tarikat dan Hakikat. Ketiga Ilmu diatas adalah syariat. Ada adagium cukup terkenal, "Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia." Imam Malik berkata, "Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Memberikan Komentar atau Pertanyaan jika ada yang ingin ditanyakan